SAY GOODBYE 2014
sumber : disini |
Tik.. tok.. tik.. tok..
Jam
dinding di kamar gue terus berdetak. Tiap detik, menit, dan jamnya selalu ada
kenangan yang tercipta. Tak terasa kini kalender tahun ini sudah berada di
posisi Januari 2015. Banyak sekali moment-moment yang terjadi selama satu tahun
ke belakang. Baik, buruk, suka dan duka telah berhasil gue lewati. Kali ini gue
akan merangkum semua peristiwa-peristiwa yang terjadi selama setahun kemarin…
Januari 2014
Di awal pergantian tahun dari 2013 ke 2014
ini memang cukup berbeda dari dua tahun sebelumnya. Mengapa berbeda? Karena
selama dua tahun kemarin gue selalu menghabiskan malam tahun baru bersama
dengan “someone”. Tahun ini gue
membuka lembaran baru dengan status single (alias jomblo). Cukup
banyak kenangan pahit yang tertorehkan di akhir tahun 2013 kemarin.
Di bulan ini banyak banget sweet moment yang terjadi. Pertama, gue berhasil
memberikan surprise kecil-kecilan di hari ulang tahun Kakak, Bokap, dan Nyokap
gue yang semuanya jatuh tepat di bulan Januari ini. Kedua, tahun kemarin gue sempat menunda
program kuliah gue. Sebelum mengikuti tes, gue memilih untuk mengikuti
bimbingan belajar di Zenius Education. Tahun ini gue memutuskan untuk mengikuti
tes memperebutkan bangku di PTN. Ya keleus, Cil, cuma bangku aja pake direbutin
segala lo. Tinggal bawa dari rumah aja, sih. Terus taruh bangkunya di kampus
dan jurusan yang lo pengen-____-
Ketiga, gue ikut merayakan hari ulang tahun
“Jamban Blogger” yang pertama. Dimana komunitas ini mempertemukan gue dengan
banyak orang-orang hebat yang belum pernah gue temui sebelumnya disini. Dan
yang terakhir, di bulan ini gue memulai perjalanan gue menjadi seorang secret admirer. Gegayaan amat yee si
Bocil pake sok-sok an jadi pengagum rahasia segala. Habis mau gimana lagi,
enakan dipendam sendiri sih daripada dinyatain ._.
Februari – Maret –
April – Mei 2014
Selama 4
bulan ini, kehidupan gue berjalan seperti biasa. Gue jarang pergi kemana-mana
soalnya mau fokus untuk mempersiapkan banyak tes di bulan Juni dan Juli nanti. Gue
pun makin akrab dengan teman-teman les gue yang lain. Btw, selama 4 bulan ini
gue tetep kekeuh buat jadi secret admirer-nya
si Abang Cilok. Nge-stalking udah
jadi kegiatan yang rutin gue lakuin setiaphari. Ngeliat si Abang nge-tweet sambil jualin Cilok aja, Neng udah
seneng. Apalagi kalo bisa ngobrol bareng Abang? Duh, Neng nggak kuat. Bunuh aja
Neng di rawa-rawa, Bang:(
Juni 2014
Di bulan
ini gue benar-benar disibukkan oleh tes di sana-sini. Di tanggal 17, ada tes
SBMPTN. Setelah berperang dengan berbagai macam soal kemarin, keesokan harinya
gue mau menenangkan otak gue sejenak untuk berjalan-jalan. Jalan-jalan kali ini
sekaligus farewell party dengan
teman-teman les gue. Selama 6 bulan lebih kita les, baru kali ini benar-benar
ngerasa sedih karena harus berpisah dengan mereka semua:( Ada yang harus balik
ke Makassar dan Cianjur, ada yang tetap di Jakarta, sedangkan gue dan dua teman
gue lainnya harus segera pergi ke Yogyakarta untuk mengikuti tes UM disana.
Kepergian gue ke Yogya kali ini nggak hanya
untuk tes saja, melainkan untuk bertemu dengan keluarga besarnya Nyokap. Kangen
banget udah 4 tahun lebih nggak pulang kesini. Setelah selesai tes, gue diajak
keliling sama teman les gue, Falia namanya. Mumpung lagi disini, gue nggak
menyia-nyiakan kesempatan untuk bertemu dengan Jamban Blogger Regional
Yogyakarta. Alhamdulillah banget akhirnya resolusi gue tahun ini untuk bertemu
anak-anak JB diluar Jabodetabek terwujud. Gue ketemu sama Asma dan Nofi disini.
Aakkk seneng banget. Lalu, gue juga nggak sengaja bertemu dengan Dewa, teman
lama gue saat masih duduk di bangku SD dulu. Udah 10 tahun lebih nggak ketemu,
eh, nggak nyangka bisa ketemu lagi. Berasa lagi jadi Cinta sama Rangga nih
jadinya wkwkwk.
Juli 2014
Bulan ini
adalah bulan yang paling bikin khawatir soalnya di bulan ini pengumuman tes
kemarin bakal segera keluar. Gue sudah berikhtiar pagi, siang, sore, dan malam.
Sampai punya nazar segala kalau keterima di PTN. Tapi, nyatanya apa? Allah
berkehendak lain. Gue gagal dapetin jurusan Ilmu Komunikasi di PTN yang gue
inginkan. Sedih? Pasti. Tapi, gue harus bangkit. Keesokannya gue ikut UM lagi.
Untungnya lokasi tesnya di Bekasi. Jadi gue nggak usah jauh-jauh ke Semarang.
Setelah selesai tes UM, gue diundang untuk datang ke acara bukber sama
teman-teman sewaktu SMP. Acaranya rame dan seru banget soalnya kita udah lama
banget nggak ketemu. Badannya pada gede-gede, kayaknya gue doang yang dari dulu
segini-segini aja:(
Keesokan harinya gue diundang buat bukber
bareng teman-teman sewaktu SMK dulu. Kali ini nggak bisa semuanya dateng,
soalnya ada yang udah mudik, ada juga yang udah punya acara bukber di tempat lain.
Bulan ini biasanya gue selalu dapat kejutan dari si someone. Bukan karena gue ultah atau apa. Tapi, dua tahun lalu ada
yang menyatakan cintanya. Seharusnya bulan ini kita tepat 3tahun loh. Hih,
apaan sih gue jadi kebawa suasana gini. Move on kek elah, Cilllllll -_-
Agustus 2014
Bulan
ini adalah bulan yang bener-bener bikin gue nge-down. Gue sudah lelah mengikuti berbagai macam tes untuk bisa
kuliah di PTN. Awalnya, gue nggak mau ikut tes lagi, tapi kakak gue selalu men-support gue untuk ikut tes lagi. Tapi,
dengan satu syarat, gue mesti banting stir. Nggak boleh lagi milih jurusan
seperti pas awal-awal lagi. Kakak gue percaya, gue akan lolos di jurusan yang
dia pilihkan untuk gue. Dengan semangat yang hampir pupus, gue nyoba tes UM
untuk PTN yang berada di Jakarta dan Purwokerto. Gue berharap semoga bulan ini
bisa dapat kabar baik sebagai hadiah di hari kelahiran gue nanti.
Jeng..
jeng… jeng…. Hari yang gue tunggu-tunggu dari hari-hari lainnya telah datang.
Yakni, hari kelahiran gue. Tapi, gue ngerasa kurang bersemangat banget dalam
menyambut bertambahnya umur gue ini. Maklum lah, kemarin sempet setres
gara-gara gagal dapetin jurusan yang gue mau di PTN. Gue pikir tahun ini
bakalan nggak ada yang spesial. Eh, tahunya ada aja yang ngasih kejutan dan
bikin gue jadi mesem-mesem disini. Mulai dari diceplokin, dibuatin stop-motion, sampai dengan dapat kado
yang isinya Komik Tuti. Omg, komiknya lucu anettt. Mamaci banget deh pokoknya
buat Aa Klimis yang udah ngadoin gue ini:3
Tapi,
kebahagiaan itu hanya sementara. Seminggu kemudian, gue dapet kabar buruk lagi.
Lagi, lagi, dan lagi-lagi gue gagal. Hilang sudah kesempatan gue untuk bisa
kuliah di PTN. Mungkin Allah tahu passion,
minat dan bakat gue bukan berada disana. Gue nggak boleh terpuruk, gue harus
bangkit. Gue nggak mau menunda kuliah lagi. Mau nggak mau gue harus kuliah di
PTS. Gue nggak lagi milih jurusan Ilmu Komunikasi. Percuma juga kalau gue milih
itu lagi, toh Nyokap gue nggak akan pernah setuju dan ngasih restu kalau anak
perempuan kesayangnya ini menjadi seorang jurnalis yang diharuskan bekerja ekstra.
Nggak peduli pagi, siang, sore, ataupun tengah malam sekalipun.
Gue pun beralih ke planning kedua gue, yakni menjadi seorang guru. Guru SD lebih
tepatnya. Gue memilih jurusan ini karena dibalik cita-cita gue yang dari dulu
selalu ingin jadi Astronaut dan Journalist, jauh di dalam lubuk hati gue
tersimpan keinginan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Membantu anak-anak di
daerah terpencil, terdalam, dan terisolasi untuk mendapatkan pendidikan yang
layak sama seperti anak-anak yang berada di pusat perkotaan. Dengan mengucap
basmallah, gue memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswi di
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA). Alhamdulillah, akhirnya
kuliah juga. Akhirnya gue punya jawaban juga untuk menjawab setiap pertanyaan
yang dilontarkan oleh banyak orang kepada gue, yakni “Kuliah dimana, Neng?”
September 2014
Meskipun
bulan-bulan kemarin gue banyak mengalami kegagalan, gue tetap yakin dibalik
kegagalan pasti akan selalu ada hikmah yang tersembunyi dibaliknya. Akhir bulan
kemarin gue mengikuti masa-masa orientasi mahasiswa yang diadakan oleh kampus gue.
Awal bulan September ini gue udah mulai masuk kuliah perdana. Cieelaaah Bocil
akhirnya kuliah juga nih *joget-joget di lapangan depan kampus*. Dunia perkuliahan
memang jauh berbeda sekali dengan dunia persekolahan. Dimana kita sebagai mahasiswa
tak lagi disuapi materi-materi oleh pengajar kita. Mahasiswa dituntut lebih untuk
mencari dan memahami materi-materi kuliah sesuai dengan yang kita butuhkan.
Ngomong-ngomong
masalah kuliah, di pertengahan bulan ini kakak gue telah berhasil menyelesaikan
perkuliahannya. Meskipun sempat dipusingkan oleh tugas akhir, doi tetap
bersemangat agar bisa lulus tepat waktu. Alhamdulillah, akhirnya kakak gue
diwisuda disini. Bangga banget rasanya liat doi bisa lulus dengan IPK yang
bagus. Pas gue mau foto pake toga milik kakak gue, tiba-tiba doi langsung
nyeletuk,
“Kalo
belum lulus sidang dan nyelesain skripsi nggak boleh pake toga. Pamali tau. Nanti lulusnya bakalan
lama loh.”
Kampret, kakak macem apaan dah lo, bukan doain adiknya biar
cepat lulus eh malah doain yang kayak gitu. Akhir bulan
ini ditutup dengan surprise kecil-kecilan untuk merayakan ultahnya Kak Kay,
salah satu sesepuh tertua yang ada di JB Jabodetabek. Padahal udah
ngumpet-ngumpet pas mau ke rumahnya, eh akhirnya ketauan juga sama yang lagi
ultah wkwkwk. Lol moment banget deh pokoknya disini.
Oktober 2014
Di
pertengahan bulan ini gue diharuskan mengikuti ospek tambahan yang diadakan
oleh kampus gue, yakni ODDI (Orientasi Dasar-Dasar Islam). Dimana ODDI ini
diadakan selama 3 hari. Orientasi ini juga mewajibkan kita untuk menginap di
asrama kampus selama 2 hari 1 malam. Kampus ternyata terasa lebih mencekam ya
suasananya kalau udah malam. Belum lagi ada teman gue yang indigo gitu. Sebel deh
ih disaat kayak gini dia malah bikin orang lain jadi pada parno-_-
November 2014
Bulan ini
merupakan transisi terpenting sepanjang hidup gue. Dimana gue yang sejatinya adalah seorang anak rumahan akan berubah
statusnya menjadi anak kostan. Cieee Bocil akhirnya jadi anak kostan juga nih
wkwkwk. Menurut gue kalau kuliah nggak pernah ngerasain jadi anak kostan itu
rasanya kurang greget gimana gitu. Jadi anak kost ternyata nggak seindah yang
gue bayangkan. Biasanya
pagi-pagi bangun udah ada sarapan, eh sekarang tiap pagi mesti ke warung dulu
buat beli sayuran dan segala macamnya. Biasanya sebelum ngampus masih bisa nyantai,
sekarang mesti masak dan bersih-bersih. Ditambah lagi setelah balik kuliah gue
mesti nyuci baju dulu. Tapi, ini sama sekali nggak menjadi beban buat gue. Malah
menjadi sebuah tantangan yang seru.
Banyak banget
horror moment yang terjadi selama gue
jadi anak kostan. Waktu itu pas lagi makan malam sama teman-teman kostan gue, tiba-tiba
ada yang ngetok pintu belakang. Pintu belakang kostan gue berbahan besi dan
ditutupi oleh semacam viber gitu. Ngetoknya nggak hanya sekali, tapi sampai
berulang-ulang. Nggak lama ada suara bapak-bapak yang teriak, “Gas. Gas...”
Kami panik bukan main dan langsung bergegas
ke dapur soalnya takut gas di dapur bocor. Pas di cek ternyata nggak ada bau
gas sama sekali. Lagi asik ngecek kondisi gas, tiba-tiba orang misterius itu
makin kencang memukul pintu belakang dengan gembok yang sepertinya dia bawa. Saking
paniknya, gue sama teman-teman gue langsung pada ngibrit ke kamar. Kita semua
pada ketakutan. Masalahnya kita nggak pernah merasa memesan gas sama sekali
selama kita ngekost. Ya Allah mimpi apa coba gue semalam,
tiba-tiba di ada yang ngetok-ngetok pas udah malam dan lagi hujan deras kayak
gini. Teman gue yang tadinya pada pake tanktop
langsung bergegas pake mukena semua. Bukan, kita bukan pengen sholat jamaah. Kita
cuma takut diapa-apain sama orang misterius itu.
Nggak lama kemudian, ada yang ngetok-ngetok
lagi di pintu depan. Suara ketokannya makin kencang. Gue dan teman-teman gue
makin pada panik. Kami pun membaca doa bersama-sama. Setelah dibacakan doa,
bukannya berhenti eh malah pindah suara ketokannya. Kali ini orang misterius
itu ngetok jendela kamar gue. Anjrit, makin panik lah kita semua. Nggak ada
satu pun dari kami yang berani keluar apalagi untuk buka pintu. Kita saling
tunjuk menunjuk untuk membuka pintu.
“Lo ke depan gih, Mas, buka pintunya.” kata Ica.
“Nggak, ah, gue takut
pas pintunya dibuka nanti orang misterius itu langsung ngebius gue dan menyekap
gue. Kalau nanti gue diapa-apain gimana? Udah, lo aja, Dil, yang buka pintunya.” kata gue sambil menunjuk Dilla.
“Gue juga takut bege!
Udah lo aja, Is, yang buka.” kata
Dilla pada Iis.
“Gue juga takut peleh!
Ayolah kita rame-rame buka pintunya daripada ketakutan di kamar kayak gini.” balas Iis.
Nggak lama, Ica membisikkan sesuatu sama gue…
“Mas, lo waktu itu
bawa gunting kan? Guntingan kuku juga bawa kan?” tanya Ica.
“Bawa. Emangnya buat
apaan?” balas gue.
“Udah ambil buruan. Nanti
kalo pas dibuka pintunya penjahatnya nyerang, kita bisa tusuk pake gunting aja
perutnya biar mereka nggak jadi zombie.” balas
Ica.
“Mereka orang bukan
zombie keleushhh! Kebanyakan nonton film zombie sih, lo! Jadi kebawa-bawa ke
dunia nyata kan jadinya.” lanjut gue
“Ya kali aja mereka
nggak akan nyerang kita kalo perutnya ditusuk pake gunting.” balas
Ica sambil cengengesan.
“---___________---”
Akhirnya
kita memberanikan diri dan memutuskan bareng-bareng ke ruang tamu buat buka
pintu depan. Dilla membaca doa dulu sebelum membuka kunci. Lalu membukanya
secara perlahan…
“Ada apa ya, Pak?” tanya Dilla.
“Anu, Neng… Neng
mesen gas nggak?” balas si Bapak
Misterius.
“Nggak, Pak.” sambung Dilla.
“Oalah tak kirain
kostan yang ini yang tadi mesen gas. Yaudah maaf ya, Neng, jadi ganggu
malam-malam gini.” lanjut si Bapak
sambil kembali menyalakan motornya.
“ -___________- “
Kampret! Dasar bisul gajah, upil jerapah,
pantat penggorengan tuh si Bapak. Bikin panik dan parnoan aja malam-malam gini.
Seminggu kemudian, saat semuanya lagi pada kumpul di kamar gue. Biasalah lagi
pada dengerin lagu, nyanyi bareng-bareng dan curhat masalah pacar-pacar mereka.
Eh, tiba-tiba mati lampu. Anjrit, bikin kaget aja. Kayaknya pulsa listriknya
udah waktunya buat diisi. Duh, mana udah malam lagi. Alfamart disini nggak ada
yang 24jam. Nggak mungkin lah kita gelap-gelapan sampai
besok pagi. Mana udaranya panas pula. Akhirnya Dilla memberanikan diri pergi ke
kamarnya untuk mengambil senter. Dilla pun berinisiatif menelpon Ibunya untuk meminta tolong membelikan token
listrik. Dan akhirnya listriknya pun menyala kembali. Alhamdulillah…..
Desember 2014
Bulan ini gue kembali jadi anak rumahan. Gue kembali
pulang pergi dengan menggunakan roket angkutan umum seperti biasanya. Bekasi-Pasar
Rebo lumayan jauh sih, tapi kasian nyokap gue nggak ada yang bantuin jualan di
rumah. Akhirnya gue memutuskan untuk berhenti ngekost sementara waktu.
Bulan ini gue mulai disibukkan dengan banyak
kegiatan di kampus. Mulai dari bikin film tentang kebudayaan musik Jakarta di
Situ Babakan, LKTD HIMA PGSD di Puncak, sampai dengan Orientasi Kegiatan
Kepramukaan di Karawang. Sibuk banget ya? Emang iya. Dibalik kesibukan seseorang, ada suatu hal yang sedang berusaha untuk
dilupakan. Yap, benar banget. Gue harus ngelupain seseorang yang waktu itu
bikin gue stop-motion karena dia
ternyata php-in gue. Di sisi lain, gue juga berhenti menjadi pengagum
rahasianya Abang Cilok. Di awal bulan Desember kemarin, gue sempat nge-stalking friendster-nya si Abang Cilok. Ternyata,
dia baru saja jadian sama si Teteh Penjual Getuk. Duh, pupuslah hati Neng. Salah
Neng juga sih ya, udah tau suka sama si Abang Cilok, tapi nggak pernah
dinyatain. Eh, sekarang keduluan sama si Teteh Penjual Getuk. Tapi, nggak
apa-apalah. Gue ikhlas kok melihat Abang Cilok bahagia sama si Teteh Penjual
Getuk :))
Terima kasih 2014. Tahun ini benar-benar
mengajarkan gue banyak hal. Mulai dari gagal kuliah di PTN, ketemu sama
orang-orang hebat, dapat surprise dari remaja karang taruna, dapat kado dari
mantan, jadi pengagum rahasianya Abang Cilok, sampai merasakan sakit hati
karena di php-in sama Mas pembuat stop-motion.
Gue percaya di setiap kegagalan, pasti akan selalu ada kesuksesan yang tertunda
dibaliknya. Sekian rangkuman perjalan hidup Bocil selama tahun 2014.
“Ketika kamu sangat-sangat menyukai
seseorang. Ketika ada seseorang yang mengasihi dan mencintainya, maka kamu akan
benar-benar dari hati yang paling dalam mendoakannya dia agar bahagia
selamanya.”-Ko Chin Teng
16 komentar
banyak orang hebat yang lahir bukan dari universitas negeri :)
BalasHapustenang lah imas gak ada abang cilok
abang cimol pun masih menunggumu :D
Hahaha tetep enakan sendiri kok :))
Hapusemang bener tuh, pamali buat yang masih kuliah tapi foto pake toga
BalasHapusHahaha itu bukannya cuma mitos ya?
HapusSelalu ada cerita di setiap tahunnya :)
BalasHapus:))
Hapustahun yang menarik sepertinya ya kakak, semoga tahun ini lebih menarik lagi.
BalasHapusQuote terakhirnya. You're The Apple in My Eyes kan? :))
BalasHapusGue bacanya terhanyut gini. Semangat Bu Guru. PTN/PTS tergantung individunya kok. :D
Yah... tukang ciloknya udah laku. Cari lagi, masih ada tukang bajigur, tukang ager, tukang gulali genjot, de el el.
Kunjungan perdana. Salam kenal, Imas. :D
Yup, bener banget. Btw, thanks ya, Bro \:D/
HapusHahaha sa ae lo. Wokee sama kenal juga ya, Yoga...
Sama-sama. :)
HapusGue kenal sama mbak getuk dan tukang ciloknya. :p
Kalo abis kenalan boleh minta nomor telepon nggak? Eh, gimana?
Cerita setaun dalam satu postigan. Good~~~
BalasHapusSelamat jd anak kuliahan. Nikmatilah, neng~~~ Ahaha... semua indah pada waktunya kok.
Yaelah gak ada tukang cilok, abang-abang odong2 juga jadih ya, neng. Haha
Yoiii, selamat terjun di dunia yang sesungguhnya ya... Semoga cepet dapet kerjaan yang sesuai \:D/
Hapusselamat menempuh hidup baru cil, jadi anak kuliah itu kan hidup yang baru bukan si?
BalasHapus:)
Iya, kehidupan baru di dunia perkampusan, Kak hehehe...
HapusSelamat menempuh jodoh yang baru juga ya *eh
Itu kejadian setahun diinget semua. ada yang detail pula. kamampuan itu akan sangat berguna kalo jadi malaikat. jadi gak perlu nyatet-nyatet lagi. Oh iya, salamin Mas buat teteh penjual getuk.
BalasHapusJadi malaikat penjaga hatimu aja gimana? *eh
HapusDuh, sayangnya aku nggak punya nomernya si Teteh, salamin buat kang ojek depan gang aja ya? Hahaha
Tak komentar maka tak sayang. Tak sayang maka tak jadian~