SELAMAT JALAN PUTRI
putri |
Kini
aku memasuki sekolah baru setelah aku lulus dari SMP. Aku bersekolah di SMKN 1
Kota Bekasi. Aku memilih jurusan Multimedia. Setelah melalui MOS (Masa
Orientasi Siswa) selama tiga hari, akhirnya kini aku bisa merasakan langsung
bersekolah disini. Di sekolah yang baru ini, aku mempunyai seorang sahabat yang
bernama Putri Surya Andani. Dia biasa disapa dengan sebutan Putri. Dia memilih
jurusan Akuntansi. Meskipun kami berbeda jurusan, tetapi kami tetap berteman
baik. Hari demi hari kita lalui bersama. Setiap kami ada masalah, kami selalu
menceritakan masalah kami masing- masing. Putri adalah sosok wanita yang
cantik, baik, agak gemuk dan berkacamata. Dia selalu ceria, meskipun terkadang
ia harus menahan rasa ssakit yang ada di dalam tubuhnya. Sejak kecil, ia
memiliki penyakit jantung. Meskipun ia sering merasa lemah, tetapi ia tak mau
kalah dengan murid lainnya. Ia tetap semangat belajar. Aku kagum sekali
dengannya.
Suatu hari setelah pulang sekolah,
ia dan kekasihnya berniat untuk bermain ke rumahku. Kebetulan sekali kekasihnya
itu satu kelas dengan kakakku. Sesampainya di rumahku, aku segera menyuguhkan
makanan untuk semuanya. Aku hanya menyiapkan makanan seadanya karena saat itu
orangtuaku sedang tidak berada di rumah. Setelah selesai makan, kami bermain
bersama. Kak Bagus, kekasihnya, bermain dengan kakakku. Sedangkan aku bermain
dengannya. Sembari bermain, aku menunjukkan foto-foto Kak Bagus yang ada di
laptop milik kakakku. “Imas, editin foto
aku sama Kak Bagus dong? Kamu kan jurusan Multimedia, pasti jago dong ngedit
fotonya.” ledek Putri. “Ah, biasa aja
kok, Put.” balasku sambil tertawa. Tak lama kemudian, handphone milik Putri
berbunyi. Ternyata itu telpon dari ayahnya. Karena hari sudah mulai sore, ia
disuruh pulang oleh ayahnya.
Kembali
lagi mengenai penyakit yang dideritanya. Terkadang jika penyakitnya sedang
kambuh, ia terpaksa izin untuk tidak masuk sekolah. Meskipun ia sering tak
masuk sekolah, ia tetap menanyakan tugas dan pelajaran yang belum ia mengerti
pada teman-temannya. Tak terasa ujian semesteran pun tiba. Aku dan Putri
berusaha mengerjakan semua soal-soal yang diujikan. Tibalah saatnya pengambilan
rapor hasil belajar kami selama enam bulan kemarin. Aku sangat bersyukur semua
nilaiku di atas kkm. Akan tetapi, nilai Putri tak seperti nilaiku. Ada satu
pelajaran yang nilainya masih di bawah kkm, yaitu pelajaran olahraga. Ia sering
sekali izin saat pelajaran olahraga berlangsung. Aku pun mencoba menghibur dan
memberikan semangat padanya. Tepat tanggal 13 Januari 2011, Putri kini genap berusia
16 tahun. Aku tak pernah lupa untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun
padanya.
Bulan
pun kini berganti. Aku mendapat kabar dari Kak Bagus kalo Putri beberapa hari
ini tidak masuk sekolah. Ia sedang dirawat di rumah sakit. Aku kaget saat
mendengarnya. Seketika aku langsung meminta pada Allah agar Putri segera diberi
kesembuhan. Saat pulang sekolah aku berniat untuk menjengukknya bersama
temanku, namun Kak bagus bilang kalau Putri sudah di izinkan pulang kembali ke
rumahnya. “Alhamdulillah akhirnya Putri
pulang juga dari rumah sakit.” ucapku dalam hati. Setelah pulang dari rumah
sakit, ia masih harus berisitirahat di rumahnya. Hari terus berlalu, tetapi
Putri tak kunjung masuk sekolah. Aku mulai kepikiran dengannya. “Ah, mungkin Putri masih butuh banyak
istirahat, jadi ia belum bisa masuk sekolah seperti biasanya.” ucapku dalam
hati sambil menenangkan pikiranku.
15
Februari 2011...
Aku
berangkat sekolah bersama kakakku seperti biasanya. Ketika di perjalanan, tiba-tiba
perasaanku tidak enak. Aku mendadak jadi kepikiran sama Putri. Sepanjang jalan
menuju sekolah, aku terus memanjatkan doa semoga tidak terjadi apa-apa dengan
sahabatku. Setelah sampai di sekolah, aku mulai berjalan menuju kelasku.
Terlihat dari kejauhan Rani, temanku, mulai menghampiriku. “Mas, ada kabar buruk. Tapi lo janji ya kalo gue kasih tau kabar ini,
lo nggak boleh nangis.” ujar Rani. “Emangnya
kabar apaan sih, Ran? Iya, iya, gue nggak akan nangis kok.” balasku.
Perasaanku makin tidak karuan. “Mas,
Putri udah pergi. Dia nggak ada lagi di dunia ini lagi.” seru Rani yang
perlahan mulai memelukku. Air mataku mulai membasahi kedua pipiku secara
perlahan. Aku mulai menangis dalam pelukan Rani. Aku masih tidak percaya dengan
semua ini. “Put, kenapa kamu secepat ini
pergi meninggalkan aku?” teriakku dalam hati.
Tangisku
semakin pecah ketika aku memasuki kelas. Nunu, temanku, dia juga ikut menangis.
Nunu sudah bersahabat dengan Putri sejak SMP. Ku pandangi satu persatu teman-temaku
yang mulai menitikkan air matanya secara perlahan. “Apa ini semua mimpi? Kenapa kamu pergi meninggalkan kami secepat itu,
Put? Aku masih belum bisa percaya kalo kamu udah nggak ada, Put.” kataku
dalam hati. Aku pun mencoba menenangkan diri dengan meminum segelas air putih.
Aku terus merenung memikirkan Putri. “Maafkan
aku, Put, aku belum sempat menjengukmu ketika kamu berbaring lemah di rumah
sakit. Maafkan aku yang tidak bisa menemanimu di detik-detik terakhir hidupmu.”
Sesalku dalam hati. Aku ingin sekali berlari sekencang-kencangnya untuk segera
menemui dirimu. Memeluk tubuhmu untuk terakhir kalinya. Namun, apa yang bisa
aku lakukan? Sekarang aku hanya bisa menangis dan terdiam di dalam kelas. Bu
Susmiati, guru PKN-ku yang sekaligus wali kelasnya tidak mengizinkan aku dan
teman-temanku untuk menghadiri pemakamannya. Sebab aku masih ada jam pelajaran.
Hanya teman-teman sekelasnya lah yang diizinkan untuk menghadiri pemakamannya.
Sesudah
aku pulang sekolah, aku dan teman-temanku berniat pergi ke Tempat Pemakaman
Umum Pondok Kelapa. Guruku bilang, daerah sana lagi ada banyak razia. Karena
diantara kami ada yang tidak membawa helm, akhirnya kami putuskan untuk pergi
ke rumahnya saja. Sesampainya disana, kami segera menghampiri kedua
orangtuanya. Kami semua mengucapkan turut berbela sungkawa atas kepergian
Putri. Semoga kedua orangtuanya diberikan ketabahan dan dilapangkan dadanya
untuk mengikhlaskan kepergian anak semata wayangnya itu. Mamanya mulai
menceritakan kejadian-kejadian sebelum ia meninggal. Air mataku mulai luluh
lagi. Aku nggak boleh nangis lagi, kasian mama papanya nanti pasti ikutan
nangis lagi. Hari semakin sore, aku dan teman-temanku mulai berpamitan. Semoga
kamu bahagia ya disana. Tersenyumlah disana, Put. Aku merasa lega, kini dirimu
tak perlu lagi merasakan sakit seperti yang kamu rasakan dulu. Kami semua
menyayangimu. Terima kasih karena kamu sudah mau menjadi sahabatku selama ini.
Selamat jalan, Putri...
NB : Setiap pertemuan pasti selalu ada
perpisahan. Tetapi, perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Perpisahan itu
adalah awal untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi.
24 komentar
Selamat jalan putri, semoga engkau tenang di alam nun jauh disana.
BalasHapusAamiin, makasih ya nas buat doanya :)
HapusSemoga Putri mendapatkan tempat di sisi Allah SWT. Amin.
BalasHapusAamiin, makasih ya udah mau doain sahabat gue :)
HapusSelamat jalan, putri :)
BalasHapusMakasih ya, Yuli :)
HapusIni kenapa tiba-tiba posting beginian mas? keinget lagi yak? semoga dia baik-baik di tempatnya sana. Teman dan keluarga terdekatnya lah yang bisa bikin dia jadi baik.
BalasHapusGue lg keinget aja sama dia. Thn ini dia udah 3th pergi, dan sampe sekarang gue belum pernah ziarah ke makamnya:'(
HapusAamiin. Makasih ya, udah mau doain sahabat gue :)
Berarti elu sekarang SMA akhir-akhir ya? atau kuliah semester awal?
HapusKata gue sih, dateng aja ziarah. Doain dari sana :))
Gue udah lulus dari tahun lalu, tapi tahun ini mau ikut test ptn lagi. Masalahnya gue nggak tahu dia dimakamin di blok apa, soalnya pemakamannya luas banget-_-
HapusAsik kaan anak kulahan. Mau daftar mana emang?
HapusGue sih pengennya daftar di Biologi IPB. Lo anak IPB kan, Di? Gue mau nanya - nanya soal IPB nih hehehe...
Hapussemoga putri tenang di surga sana. btw, gaya penulisan lo emang gini ya? rada baku dan formal gitu
BalasHapusAamiin, makasih ya zega buat doanya :)
HapusGue kalo nulis cerita fiksi emang kaya gitu, suka kebawa suasana jadinya baku banget :-|
Kok jadi sedih gini ya. Kebayang kalo ngalamin hal yang sama :'|
BalasHapusHehe pas ngetik postingan ini aja air mataku netes terus yov._.
HapusSemoga kamu ga ngalamin kejadian kaya aku ya
ikut terbawa juga. pasti rasanya....ahsudahlah :(
BalasHapusRasanya ya sedih banget:(
Hapusduh berasa sedihnya :3
BalasHapuswalaupun dia sudah tiada, ttplah mendoakan dia
jangan pernah melupakannya :))
Iya, makasih ya liana :)
HapusAku ga akan pernah lupa buat doain dia kok
Bacanya sedih banget :'( Semoga Putri tenang dan ditempat disisi terbaik Allah ya :') Aminn
BalasHapusIya, pas ngetik cerita ini aja aku sambil nangis:( Aamiin, makasih ya rizka udah mau doain temenku :)
HapusSedih kak gue bacanya. Air mata gue aja sampe ikutan ngeluar air mata juga :'(
BalasHapusBtw, tulisan lo baku banget kak.
Hahaha gimana bisa air mata ngeluarin air mata?
HapusIni cerpen pertama gue pas kelas 10 dulu, jadi masih kaku banget. Btw, thanks ya buat kritikannya.
Tak komentar maka tak sayang. Tak sayang maka tak jadian~