BERHASIL MOVEON
sumber gambar : disini |
*cling*
hp ku berbunyi.
Aku
langsung buru-buru mengecek hpku. Ternyata itu sms dari pacarku. Akhirnya dia
menghubungiku juga setelah seharian ini dia sibuk dengan kegiatannya.
“Hai, lagi apa?” sms
dia padaku
“Hai juga. Lagi nunggu sms
dari kamu. Kamu sendiri lagi apa?” balasku
“Lagi ngerjain tugas nih.”
balasnya
“Yaudah dikerjain aja dulu.
Aku tungguin kamu sampai tugasmu selesai ya.” balasku
“Tugasku masih banyak. Kamu
tidur duluan aja.” balasnya
“Aku belum ngantuk kok. Aku
mau temenin kamu ngerjain tugas.” balasku
“Yaudah, terserah kamu aja.”
balasnya singkat
Begitulah isi pesan kami setiap
malam. Semenjak dia kuliah, hubungan kami menjadi renggang. Dia sibuk dengan
segala macam kegiatan barunya. Berbagai rintangan telah kita lewati bersama.
Meskipun dia sibuk, aku selalu mencoba untuk mengerti keadaannya.
*cling*
hpku berbunyi lagi
“Aku udah selesai nih
ngerjain tugasnya. Tidur yuk!” sms dia padaku
“Yah, kok udah mau tidur
sih? Dari tadi aku nungguin kamu ngerjain tugas itu biar bisa smsan sama kamu
sebentar sebelum tidur.” balasku
“Siapa suruh nungguin? Kan
tadi aku udah suruh kamu untuk tidur duluan.” balasnya
“Emang aku salah ya kalo nungguin kamu? Aku
kan cuma ingin smsan sama kamu. Aku nggak mau hubungan kita jadi renggang
karena kita jarang komunikasi.” balasku
“Iya, iya, aku tahu kok.
Yaudah sekarang kamu tidur aja. Aku juga udah ngantuk soalnya.”
balasnya
“Tidur duluan aja. Aku belum
ngantuk.” balasku
Aku
mematikan laptop, lalu merapikan meja belajarku. Aku sudah mulai menguap, tapi
aku masih belum ingin tidur. Dia tidak membalas smsku lagi. Mungkin dia sudah
tertidur.
*cling*
hpku berbunyi kembali
“Aku mau ngomong sesuatu.” isi
pesannya yang dikirim padaku
“Mau ngomong apa, Yang?”
balasku
“Maafin aku sebelumnya.
Kayaknya kita harus mengakhiri hubungan ini. Kita jadi teman seperti dulu ya.”
balasnya
*jegggeeerrrr*
Terdengar
suara gemuruh petir dan cahaya kilat terlintas dari jendela rumahku. Lalu
dilanjuti dengan hujan yang deras. Hpku terlepas dari genggamanku dan
terpelanting keras ke atas lantai. Air mataku mulai menetes secara perlahan.
Badanku menjadi lemas seketika setelah menerima pesan darinya. Dia ingin
mengakhiri hubungannya denganku. Hubungan yang telah kita bina bersama selama 2
tahun lebih.
“Apa ini mimpi?”
kataku dalam hati
Ku
kumpulkan tenagaku untuk meraih kembali hpku yang terjatuh di lantai. Ku baca
sekali lagi pesan darinya. Ternyata dia benar-benar ingin mengakhiri
hubungannya denganku. Air mataku mulai mengalir semakin deras. Ku kumpulkan
nyali untuk membalas pesan darinya.
“Emang kenapa? Kok kamu
jahat sih:’(“ smsku padanya
“Aku lagi pengen sendiri
dulu. Aku tahu ini berat buat kamu. Tapi, sayang ku ke kamu itu udah berkurang.
Udah nggak kayak dulu lagi.” balasnya
“Aku nggak mau menyakiti
kamu atau membuat kamu menangis lagi. Aku nggak mau itu terjadi lagi ke kamu.
Aku ingin kamu fokus ke masa depanmu dulu. Karena adanya aku yang sering buat
kamu jadi sedih takutnya malah menghambat masa depan kamu itu. Maafin aku ya :)
Aku juga sebenarnya berat untuk melakukan ini. Tapi, apa daya? Cintaku ke kamu
udah nggak kaya dulu lagi. Aku berharap kita masih bisa temenan ya :)”
lanjut smsnya
“Emang aku ada salah apa
sama kamu? Kok sampai membuat kamu ingin mengakhiri hubungan ini?”
balasku
“Kamu nggak ada salah apa-apa
kok. Sejak kesini, hubungan kita itu sering berantem. Lebih baik aku akhiri
saja daripada aku buat kamu jadi sedih terus. Aku tahu kamu itu sayang sekali
sama aku. Tapi, aku nggak bisa jalani hubungan ini dengan benar. Apabila Allah
memang menjodohkan kita berdua, Insya Allah kita akan kembali. Maafin aku ya.
Kamu boleh kok nggak maafin aku. Aku harap kamu bisa cari pengganti yang lebih
baik daripada aku ya.” balasnya
Aku mulai menghela nafas yang
panjang sambil menyeka air mataku yang menetes dengan jari-jari tanganku.
“Yaudah kalo itu mau kamu.
Aku bisa terima dengan ikhlas kok. Makasih ya udah ngajarin aku apa itu artinya
cinta, gimana rasanya di sayang, apa itu artinya sakit hati dan gimana rasanya
di sakiti oleh orang yang kita sayang. Makasih untuk semuanya.”
balasku
Lalu
aku mulai menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Ku peluki erat-erat boneka
pemberian darinya.
“Aku masih belum percaya
dengan semua ini. Mengapa dia tega mengakhiri hubungan ini?”
kesalku dalam hati
Air mataku terus mengalir dan
sedikit demi sedikit mulai membasahi bantalku. Aku pun terlelap dalam tangisku.
Keesokan harinya aku terbangun. Ku tatap kaca di kamarku. Terlihat sekali
gundukan hitam di bawah dua kelopak mataku. Mungkin ini efek dari menangis
semalam. Aku mulai melangkah ke ruang tamu rumahku. Aku pun mulai duduk di
kursi. Lalu ku hadapkan badanku ke arah jendela. Langit terlihat mendung pagi
ini. Iya, mendung. Sama seperti keadaanku saat ini
Badanku masih terasa lemah. Aku
sangat tak bersemangat untuk pergi kerja hari ini. Ku raih handukku. Ku
langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Ku nyalakan shower. Lalu aku duduk dan bersandar di bathtub. Air yang keluar dari shower
mulai membasahi bagian wajahku seiring dengar air mataku yang ikut mengalir.
Aku masih tak percaya orang yang aku sayangi selama ini, pergi meninggalkanku
begitu saja.
Sesampainya
di kantor, teman-temanku datang menghampiri meja kerjaku.
“Matamu kenapa? Sepertinya terlihat
sedikit membengkak.” tanya temanku
“Nggak kenapa-kenapa kok,
cuma kurang tidur aja.” balasku
Saat
jam makan siang, teman-temanku kembali bertanya padaku.
“Kamu kenapa sih? Kok
terlihat murung sekali? Apa kamu lagi sakit? Kalau lagi ada masalah, cerita aja
sama kita.” tanya temanku
“Semalam aku putus dengan
pacarku, Mbak.” jawabku pelan
“Ya ampun, kok bisa sih?
Emangnya ada masalah apa? Siapa yang mutusin? Kamu atau dia?”
tanya temannku dengan penasaran
“Aku diputusin, Mbak.
Katanya dia udah nggak sayang sama aku lagi.” jawabku
“Udah ah, kamu nggak boleh
sedih. Cowok di dunia ini masih banyak kok. Nggak ada untungnya juga kamu
nangisin dia, toh belum tentu juga dia bakal nangisin kamu.”
ucap temanku
“Iya, Mbak.”
jawabku
Selama beberapa hari ini aku masih
terlihat murung. Aku masih sering mengurung diri di dalam kamar sambil mengingat
kenangan-kenangan dulu. Aku lelah berada dalam kesedihan ini. Aku harus
bangkit. Aku tak boleh terpuruk dalam kesedihan. Aku mulai menyibukkan diri
dengan mengikuti berbagai komunitas. Komunitas menulis salah satunya. Aku
merasa nyaman sekali. Aku menemukan banyak teman-teman baru di komunitas itu.
Aku pun bercerita pada mereka tentang hubunganku yang baru saja kandas. Lalu,
mereka memberi nasihat padaku agar aku segera move on darinya. Aku pun mulai bangkit dan menjalani hari-hari ku
seperti biasanya. Terima kasih, kawan karena kalian telah memberikanku banyak
masukan. Yang paling ku ingat adalah nasihat temanku yang isinya, “Move
on itu bukan tentang membenci, menghina atau melupakan mantan. Tapi, move on
itu tentang bagaimana cara kita menyikapi apa yang terjadi hingga mengubah diri
kita menjadi pribadi yang baik.”
Bulan demi bulan telah ku lewati.
Kini aku terlihat jauh lebih baik lagi dari kemarin. Aku mulai melupakannya
secara perlahan. Ku isi hari-hari baruku dengan kegiatan yang positif agar aku
tak teringat lagi dengan masa lalu.
Saat ku buka lemari bukuku, terlihat
sebuah kotak musik yang mulai berdebu. Ku bersihkan kotak musik itu. Lalu, ku
buka dengan perlahan. Aku mencari-cari dimana tombol untuk memutarnya.
“Ah, akhirnya ketemu juga
tombol pemutarnya.” ujarku
Ku dengarkan alunan lagu yang indah
itu. Aku iseng membuka laci kecil yang ada di kotak musik itu. Terlihat secarik
surat. Ku buka surat itu perlahan. Ternyata itu surat dari dia. Iya, dia yang
memberikan hadiah kotak musik ini saat kami merayakan hari jadi kami dahulu.
Aku mulai menarin nafas panjang. Lalu, ku hembuskan secara perlahan. Aku pun
tersenyum melihat sang peri menari di atas alunan kotak musik itu.
“Terima kasih atas kenangan
indah yang kamu berikan selama ini. Terima kasih juga karena kamu telah
memberikanku banyak pelajaran dan mengajarkanku apa itu cinta. Kini aku sudah
bisa mengikhlaskan kepergian dirimu. Dan aku akan bersiap membuka hati untuk
yang baru.” kataku sambil menutup kotak musik itu.
38 komentar
itu cowoknya to the point gitu ya, langsung bilang kalo rasa sayangnya udah berkurang. duh kasian ceweknya :|
BalasHapusiya, mungkin menurut cowoknya lebih baik jujur tapi nyakitin daripada boong tapi nyenengin :))
HapusIni curhatan banget, gak keliatan cerpennya :o
BalasHapusEYD-nya perhatikeun, Nduk.
Ini lagi belajar bikin cerpen kok, Wi:3
HapusHehehe ajarin EYD dong...
Ah kirain ini cerita kamu, sayang kata tempat kerja membuat kepoku berakhir :p
BalasHapusAKU SIH YES MAS!!! :D
Hahaha ini bukan ceritaku kali:p
HapusAku sih no, Nas :D
Cerpen based on true story. True banget ini kan kak? Beneran udah move on atau belom nih? :p
BalasHapusHahahaha sok tau banget lo, Dhik...
HapusUdahlah, udah dari lama kok move on nya:3
weeww.. baca ini gue berasa dejavu banget :|
BalasHapuswah, kamu pernah ngalamin juga ya? coba deh tuangin di dalam tulisan, pasti hasilnya bagus :)
Hapuspacarannya ama berondong :3 iya jahat cowoknya -_- jangan sampe cowo aku gitu deh.
BalasHapusHahaha iya, habis kalo tokoh cowoknya yang lebih tua itu mah udah biasa..
HapusIya, semoga aja cowok kamu nggak kaya gitu ya :))
Huahahah ini mah curhatan pribadi.. Cuma buat menutupinya dijadikan cerpen deh... Yakan masssss?? Hehehe
BalasHapusBukan sih yeee. Sok tau banget lo, Cup.. Wakakakakakakak
Hapusgue juga lagi berusaha untuk move on, merasa menyesal juga sih gue yang mutusin gue juga yang gagal move on udah berbulan-bulan :|
BalasHapusAyo, move on, bro :D
HapusMasa depan lo masih panjang kok.
semangat! Move on adalah keharusan!
BalasHapusYoi, pokoknya harus segera move on :D
Hapuscerpern ala EYD anaknya pakosim juga ya ? heheh..
BalasHapuseh, BTW cowo itu ada benernya juga sih imas, dia ngelakuin itu demi kebaikan lo (drpd dia memperthkan ssuatu yg sbnrnya menurut gue dia itu msh 60 : 40..60 sayang..40 biasa).gue salut sama lo yg bisa MAGNANIMOUS ke orang yg kyk gitu..., ga memendam benci. emg ya klo cerita ditulis sama diceritain sense nya itu beda bgt :)
Hahaha dia anak sastra, Mut. Makanya ngerti eyd..
HapusHehehe yang tokoh ceweknya itu cuma perumpamaan aja kok, bukan gue beneran ._.
Kata-kata mutusinnya mirip curhatan beberapa bulan yang lalu XD
BalasHapusHahaha sok tauuu kamu, Sa...
HapusTadinya mau masukin isi curhatan kamu loh:p
Ini cerpen bagus ya, cuma setahu gue move on sulit banget,, bisa ajarin gue?
BalasHapusThank you, bro :D
HapusKalo kita nya emang niat, pasti move on nya bakal terasa lebih mudah kok..
Sekalian mampir ke blog gue hehe
HapusSiap bro :D
HapusHahaha. Ini curhat nih ketahuan nih yee. \:D/ *kabuuur*
BalasHapusIni bukan curhat tau, Diiiiii..... *tarik - tarik rambut lo*
Hapus*lepas rambut gue* *lari lagi*
Hapus*tarik - tarik kaos lo* *ikat di tiang llistrik*
Hapusah ini mah curhat. hahaha. curhat dibalut jadi cerpen. kelihatan banget. dari dialog yang terkesan buru-buru, pasti kebawa perasaan pas nulis. ngaku lo, mas. hahaha
BalasHapusHih bukan curhat tau man-_-
HapusKIRAIN CERITA KAMUUUU *gak nyante*
BalasHapusKeep it up, Mas! xD
Hahahah untungnya ini bukan ceritaku, Meg...
HapusMungkin ada terselip curhat di dalamnya.. meski bukan semuanya. *disundul imas*
BalasHapusHahaha emang keliatan banget ya kalo terselip curhat di dalam cerpen ini? Padahal nggak adad curhatnya sama sekali loh...
HapusWaah Saya gak paham nie, pengalaman pribadi beneran atau tidak, tragis banget. Tapi kayaknya Saya kesasar nie di blog para ABG. haha
BalasHapusHehehe untungnya bukan pengalaman pribadi..
HapusYa nggak apa - apalah kan sekalian nostalgia kak...
Tak komentar maka tak sayang. Tak sayang maka tak jadian~